
Lebaran, Gubernur WH Imbau Pengelola Objek Wisata Berbenah
Demikian disampaikan Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH), Selasa (21/5).
"Harus bersih dari sampah, toilet dan fasilitas umum lainnya juga yang layak. Jangan sampai pengunjung menjadi kapok gara-gara objek wisatanya kotor dan tidak nyaman," kata WH.
WH mengimbau kepada pengelola objek wisata agar mengelola dengan baik dan tertib dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan, ditengah kondisi pariwisata Banten saat ini yang turun akibat terjadinya tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018 silam.
Termasuk dalam penentuan tiket ke objek wisata tersebut yang wajar, tiket parkir serta harga makanan sesuai dengan kewajaran dengan menampilkan harga-harga tersebut kepada konsumen atau pengunjung.
"Kabupaten/kota harus memantau langsung pengelolaan destinasi tersebut sesuai dengan kewenangan wilayah masing-masing," harapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, dalam upaya menghadapi siaga libur lebaran atau libur idul fitri 1440 hijriah, pihaknya sudah melakukan rapat kordinasi dengan dinas/lembaga terkait terutama terkait kesiapan dalam pelayanan bagi kunjungan wisatawan pada saat libur lebaran.
Sejumlah pihak yang diundang dalam rapat koordinasi tersebut, diataranya kepolisian, TNI, Basarnas, Balawista, BMKG, pemantau gunung anak krakatau serta unsur lainnya.
"Kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait. Intinya untuk melakukan pemantauan jalur wisata dan di destinasi wisata pada saat libur lebaran," ungkap Eneng Nurcahyati didampingi Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Dispar Banten Paundra Bayu Adjie.
Eneng mengatakan, dalam rapat koordinasi tersebut ada empat hal yang ditekankan kepada pengelola objek wisata dan juga kepada Kabupaten/Kota dalam menghadapi libur lebaran sesuai dengan surat edaran Menteri Pariwisata yakni, pertama Kabupaten/Kota harus memantau pengelola destinasi dalam menentukan tiket masuk harus sesuai standar umum dan juga termasuk harga makanan sesuai pada umumnya serta tiket parkir.
Kemudian, ke dua mengimbau kepada kabupaten/kota dan juga pengelola destinasi untuk menjaga kenyamanan wisatawan terutama dalam hal pelayanan kebersihan destinasi, toilet dan sarana ibadah serta sarana umum lainnya.
"Pengaturan dan pengelolaan sampah kadang dibiarkan saja. Paling dibersishin sore-sore agar besok paginya bersih, padahal sepanjang ada pengunjung itu harus tetap dijaga agar besih dari sampah. Siapkan tempatsampah yang layak serta petugas yang cukup," ungkapnya.
Imbauan ke tiga, kata dia, agar pengelola menjaha ketertiban dan keamanan bagi pengunjung untuk meminimalisir kejadian yang terkait dengan kriminal serta imbauan ke empat penekanannya kepada pengelola perairan terbuka wajib memiliki petugas penyelamat wisata air minimal dua orang setiap objek wisata.
"Jika belum mampu menyiapkan SDM-nya silahkan berkordinasi dengan balawista (badan penyelamat wisata tirta," pungkasnya.