Walau Naik 4 Triliun, Target Investasi Banten Masih Stagnan

Walau Naik 4 Triliun, Target Investasi Banten Masih Stagnan

Untuk penanaman modal asing (PMA) mengalami peningkatan variatif dari Rp 6-8 triliun.
Sementara itu, penyerapan tenaga kerja dari realisasi investasi tahun 2018, sebanyak 34. 585 orang, terdiri dari tenaga kerja Indonesia (TKI) 33.065 dan tenaga kerja asing (TKA) 620 orang. 
Data dihimpun dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu (DPMPTSP) Banten,  target investasi pada tahun 2017, untuk daerah sebesar Rp 52,30 triliun, tahun 2018 sebesar Rp 56,40 persen, dan tahun 2019  Rp 60,8 triliun.
Dari target yang telah ditentukan, realisasi investasi di Banten  pada tahun 2017 lalu melebihi target sebesar Rp 55,82 triliun atau 106,70 persen. Sementara itu, realisasi  tahun 2018 lalu, secara resmi pemerintah belum menyampaikan detailnya. Akan tetapi  realisasi investasi tahun 2018 sampai dengan bulan September,  baru tercapai 81, 35 persen atau Rp 45,88 triliun dari target Rp 56,40 triliun.
Adapuun target investrasi pemerintah pusat yang ada di Provinsi Banten pada tahun 2017  sebesar Rp 61,90 triliun  yang terealisasi hanya 90, 36 persen saja. Tahun 2018 dari target Rp 67,36 triliun, sampai dengan bulan September realisaisnya baru mencapai 68,11 persen saja.
Secara rinci untuk realisasi investasi dan penyerapan tenaga kerja tahun 2018 sampai dengan September, untuk PMA di Kabupaten Tangerang  sebanyak 833 proyek dengan nilai investasi Rp 10,381 triliun, penyerapan tenaga kerja TKI 9.885dan TKA  228, Cilegon 193 proyek nilai invesatsi Rp 9,194 triliun, penyerapan TKI 1.427 orang,  TKA 36, Kota Serang 28 proyek dengan nilai investasi Rp 4,248 triliun penyerapan TKI 722.
Di Kabupaten Serang 292 proyek nilai investasi Rp 3,174 triliun penyerapan TKI 4.439 dan TKA 119 orang,  Kota Tangerang 254 proyek dengan nilai investasi Rp 2,654triliun penyerapan TKI  3.936 dan TKA 136 orang, Tangerang Selatan 260 proyek nilai investasi Rp 607, 524 miliar menyerap TKI 793 dan TKA 37 orang, Lebak 34 proyek nilai investasi Rp 400,577 miliar menyerap TKI  60 dan TKA 1 orang, Pandeglang 8 proyek nilai investasi Rp 96,791 miliar dengan penyerapan TKI hanya 35 dan TKA 1 oarang.
Sedangkan untuk PMDM,  Kabupaten Tangerang 326 proyek dengan nilai invesatsi Rp6,988 triliun menyerap TKI  5.044 orang, TKA 34, Cilegon 72 proyek nilai investasi Rp 3,501 triliun menyerap TKI 2.278, TKA 9, Kabupaten Serang128 proyek nilai investasi Rp 2,137 triliun menyerap TKI 3.773.
Tangerang Selatan 41 proyek nilai investasi Rp 1,774 triliun menyerap TKI 446, Kota Tangerang terdapat 181 proyek nilai investasi Rp 799, 119 miliar menyerap TKI 1. 064, TKA 12, Pandeglang  7 proyek nilai investasi Rp 85,49  miliar hanya menyerap  TKI  satu orang saja, sedangkan Kota Serang 13 proyek nilai investasi Rp 23,662 miliar tidak menyerap sama sekali tenaga kerja. Lebak ada 18 proyek nilai investasi Rp 356 juta  menyerap TKI 42 orang saja.
Kepala DPMPTSP Banten, Wahyu Wardhana didampingi Kabid Pelayanan, Deden Indrawan mengaku penyerapan TKA dan TKI  dalam PMA dan PMDM yang ada di Provinsi Banten, sudah sesuai dengan usulan rencana yang dibuat oleh perusahaan pada saat melakukan proses perizinan.
Setiap investasi yang disampaikan ke kami, itu memang sudah ada rencana  tenaga kerja yang dibutuhakan. Data dikami  sesuuai data yang mereka sampaikan,” katanya.
 Adapun pelaksanaan dilapangan, mengenai jumlah  tenaga kerja yang bekerja lanjut Wahyu,pihaknya tidak mengetahui secara detail.
"Itu adanya di Disnakertrtans (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Banten,” kata Wahyu saat ditanya apakah mereka yang bekerja pada PMA dan PMDM di Provinsi Banten  adalah warga lokal atau bawaan dari maisng-masing perusahaan.
Kabid Pelayanan pada DPMPTS Banten, Deden Indrawan mejelaskan, target investasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan perhitungan program kerja pemerintah daerah dan pemerintah pusat.   
"Ada perhitungannya. Dan untuk realsiasi bulan Oktober sampai Desember 2018, kita belum mendapatkan rilis dari BKPM (badan koordinasi penanaman modal) . Maret 2019 nanti akan ada rilis dari pemerintah pusat, berapa capaian dari target daerah dan pusat tahun 2018. Karena yang menghitung dipusat, kami hanya melaporkan saja,” ungkapnya.
Diketahui, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Banten tertinggi se-Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa TPT daerah ini ada di angka 8,52 persen pada Agustus 2018. 
Angka ini bahkan lebih besar dari rata-rata TPT nasional 5,34 persen. Juga lebih tinggi dibandingkan dengan Jawa Barat sebesar 8,17 persen, DKI Jakarta 6,24 persen atau bahkan Papua Barat di angka 6,30 persen. 
"TPT tertinggi tercatat di Banten dan TPT terendah ada di Bali sebesar 1,37 persen," kata Kepala BPS Banten Agoes Soebeno.
Agoes mengungkapkan, ada 5,83 juta orang angkatan kerja dalam struktur ketenagakerjaan di daerah ini. Sebanyak 5,33 juta orang di antaranya bekerja dengan klasifikasi 225 ribu orang pekerja kategori paruh waktu, 749 ribu orang kategori setengah menganggur dan sisanya adalah pekerja penuh
Dari angkatan kerja tersebut, catatan BPS menurutnya menunjukan ada 496,73 ribu orang Banten dengan kategori pengangguran. 

"Struktur ketenagakerjaan di Banten pada Agustus 2018, angka pengangguran sebanyak 496,73 ribu orang," tambahnya. 

 Angka TPT 8,52 persen ini, lanjutnya mengalami peningkatan dibandingkan pada periode Februari 2018 sebanyak 7,77 persen. Dan paling banyak, penganggguran terbuka terdapat di pedesaan dibandingkan daerah perkotaan. 
Dari segi pendidikan,TPT paling banyak disumbang oleh mereka yang lulusan dari SMK sebanyak 14,23 persen. SMA sebanyak 12,49 persen, SMP 9,87 persen, SD 4,91 persen, Diploma 3,76 persen dan lulusan universitas sebanyak 4,58 persen. 
Terakhir, pengangguran terbuka justru disumbangkan oleh daerah industrial Kabupaten Serang dengan persentasi 12,78 persen, Kabupaten Tangerang sebanyak 9,70 persen dan Kota Cilegon 9,33 persen. Yang paling kecil, tingkat pengangguran terbuka ada di daerah Tangerang Selatan sebanyak 4,67 persen.